Yeaah, I lost my words to tell about you, Mr. Anggara
Gettin more than just re-up
Baby, you
Got all the puppets with their strings up
Fakin like a good one, butaI call 'em like I see 'em
I know what you are, what you are, baby
Womanizer, Woman, Womanizer
You're a Womanizer, oh Womanizer oh
You're a Womanizer, baby
You you you are, You you you are
Womanizer, Womanizer, Womanizer
.... Britney spears - Womanizer
haaha, yeaaah, lebih tepatnya Manizer mungkin. hampir setiap gua jalan sama dia, pasti orang-orang di sekeliling gua menyimak tingkah lakunya yg di buat-buat, mungkin krn ni orang emang tinggi, dan gua berada di bawah bahunya, hahahah.
gua heran deh Ra, kenapa setiap orang pasti nanya gua, "Siapa gel?" atau gua bisa melihat tatapan mereka lah yaa, hehe. Itu emang wajar, tp gak akan wajar klo yg menatap lo itu cowo-cowo maskulin nan menarik hati mata orang-orang gay. Jangan-jangan lo salah satu di antara mereka. oh shit man, i cannt kill you. you are my partner in bed,hahah.
I love you more than my GF, but please, don't tell her.
I was landed.
"hari-hari ku cium wangimu, ooooo, aku sayang kamu, ooo, sobat setiaku......" suara musik reggae yang menyambut sore tanpa kerjaan hari ini.
bangun di jam 12 siang hari ini memang bukan sebuah gagasan ide yg baik. apalagi setelah melewati malam yg entah atau mungkin yg hampir terlupakan acara apa itu sebenarnya. ahahha.
bangun, mencari sesosok benda bernama hand phone yg telah beberapa jam lamanya mati karena tidak berdaya. memencet kombinasi angka hingga menghasil kan sebuah kalimat pesan singkat, " pacar, where are you? i need you now."
Kemudian melanjutkan dgn kegiatan membuka dan mengganti, sebuah sprei tempat tidur yg sudah lusuh dan berbercak sedikit merah, yeaaah, hampir setiap hari gua tidur diatas bendera Amerika, dan sepertinya gua rasa kalian harus tau bagaimana rasanya, SAMA SAJA.
Kemudian mulai menebarkan abu-abu rokok yang telah memenuhi asbak hasil curian teman di sebuah pusat hiburan. Kemudian di lanjutkan dengan gerakan tambahan, menghidupkan sebuah PC, setelah beberapa jam memutarkan lagu yang membawa gua ke alam dunia sana, entah dimana.
oya, pacar, dimana pacar gua? mudah-mudahan tidak ada yg memberi tau kalo pacar saya di culik oleh makhluk luar angkasa, gua tidak punya cukup uang untuk membetulkan UFO kalian, tapi mungkin gua punya ide untuk mendesign UFO kalian menjadi lebih menarik bentuknya hingga makhluk di muka bumi ini tidak ingin mencari tau lebih dalam tentang kalian. Kalo gua sih emg gak pengen tau, you're not my favourite fictional character, God is my favourite fictional character.
missing you
it's gonna be okay, it's just another way of being unhappy.
tomorrow I'll be fine, please don't waste our time, you're not lucky to be free.
now I know, I was wrong about you, I still can't be without you.
spending time, away from everything, only missing you.
but it's gonna be okay, it's just another way of being unhappy.
tomorrow I'll be fine, please don't waste our time, you're not lucky to be free.
when I thought I had everything then I was better off.
I feel bad as I realize there is no love.
untuk download lagunya, klik disini.
what will I do next?
Villafasari,
I have been giving time, don't you think that I deserve some? cause I've been waiting.
in the middle of November, quiet nights, and you are here.
16 Nov 2008, you say you will go to home, and i will you stay right here. As long as you are not with me, I can't live with your distrust.
take me out, take me closer to you, then show me, a future that sparkles and shines, I want to leave now.
don't you worry about me, I will catch you if you would fall but not now. I can't beside you, I'm here until the end of this year.
I miss you, I can't tell how much, and heaven knows it isn't that much.
this is not what I was thinking, but it's everything that I need here an now.
sometimes i feel like loser
sepertinya tempat sampah(baca:inspirasi) gua melayang terbang jauh entah kemana, seiring pikiran gua yang berantakan.
yeah, sometimes i feel like loser. This place, between many billion peoples who to access a worlwide network for computer communication, i being concealed, to scream, to laugh, to riot, being idle, to think, to project, and described.
i try to run from this confusion, run from routineness, those make me so tired.
try to seek a sudden brilliant idea, mess up, and then dispose again.
Jeruk menusuk jeruk, jeruk di tusuk jeruk.
okeh, skr lo coba samain imajinasi lo dgn orang yg menusuk atau ditusuk, lo boleh memilih diantara keduanya, itu gak masalah buat gua.
buat yg menusuk, apa salahnya sih pulang bareng, beribadah bareng, emg gak ada salahnya, tp itu bisa jadi masalah ketika wanita itu adalah bentuk imajinasi seorang sahabat lo. apa lo gak pernah berfikir, ketika lo terhanyut dalam suasana jatuh cinta sejuta rasa, ketika lo harus memasang foto wanita itu sebagai wallpaper komputer lo, mengedit fotonya berupa garisan-garisan pixel, dan sudah menjadi makanan gosip sehari-hari. dan, wooy, itu sahabat lo sendiri, temen yg setiap hari ada disekitar lo. apa lo gak berfikir, ketika lo udah bisa jalan sm wanita imajinasi sahabat lo, trs lo minjem mobil sahabat lo buat jalan sm wanita imajinasinya, eh gak ding, wanita itu bawa mobil sendiri, jadi apa lo gak berfikir, ketika sahabat lo ada di kamar lo, trs wanita imajinasinya itu datang untuk menjemput lo. apa lo gak berfikir, ketika lo melakukan kegiatan peribadahan bersama wanita itu, dan sahabat lo itu duduk terdiam, sendiri, memojok, melamun di tempat peribadahan yg sama.
buat yg ditusuk, hahaha, dia gak kenapa-kenapa kok, itu hanya bagian dari imajinasi dia saja.
kemarin itu??
TERIMA KASIH ya buat semuanya, yg udah mau sekedar basa-basi mengucapkan selamat, sampe orang-orang yg bener-bener ngucapinnya dengan senang hati.
terlebih lagi buat orang tua dan adeku tersayang, hahah, walaupun mereka tidak hadir, tapi rasanya mereka selalu ada buat gua, ahah belebay mode on.
dan terlebih lagi buat orang-orang terdekat, smpe terjauh, aaaah, ucapan kalian membuat gua muak. ahaha. mana kadonya!? ziziziz.
dan terlebih lebih lebih lagi, buat seorang wanita, bernama RIA VILLAFASARI, makasi ya sayangku, terima kasih buat waktu kamu, hadiah kamu, kata-kata kamu, tenaga kamu, sayang kamu, dan semuanya yg udah kamu kasih ke aku, itu semua membuat aku semakin menggila, dan akhirnya sakit jiwa. promise me, you never let me go. i love you so much, and i will always love you. tunggu aku menyelesaikan rutinitas yg membuat kesimpang-siuran, kericuhan, kebodohan yang sedang terjadi ya. hihih.
TENTANG KEHIDUPAN di KOTA BERNAMA BANDUNG part 2
Lanjutin cerita sebelumnya, ahahah.
Ini sebuah kota yang hampir gak ada gedung tingginya, kalaupun ada, pasti masi bisa di hitung dan di hafal di luar kepala. Jadi, apa istimewanya? Haha, menurut gua gak ada, tapi akhir2 ini Bandung menunjukkan eksistensinya, cuaca disini berubah menjadi dingin. Entah hanya perasaan gua aja, atau emang lagi dingin. Padahal biasanya terik, tp tetep berhawa adem anyem, hehehe.
Sesaat yg lalu, beberapa orang menomentari spontanitas pikirannya terhadap kota Bandung. Ada yg bilang kota khilaf, kota maksiat,bla bla bla. Itu hanya segelintir perspektif orang saja, tapi bagaimana dengan pikiran orang yg sudah bertahun-tahun lamanya tinggal disini, ahhaaha, entahlah. Mungkin mereka tetap menganggap ini kota yg menyenangkan. Tapi buat gua, huaaaah, macam pula kota ini, kemana-mana jauh, haha, itu mungkin karena gua gak sama sekali mengenal tata letak kota ini dengan jelas, padahal ada beberapa macam orang yg bilang luas kota ini gak lebih besar dari Jakarta Timur, hoax!!
TENTANG KEHIDUPAN di KOTA BERNAMA BANDUNG
Ini bukan cerita tentang kehidupan orang, tp tentang kehidupan gua, seorang anak dari Jakarta, yang berharap banyak kepada mutu pendidikan dan kehidupan di kota Bandung.
Entah apa yang seharusnya gua cari di kota ini, mungkin ekspektasi gua terlalu besar terhadap kota ini. Mungkin gua berpikir bisa melihat salju disini, ahhaah, memang gila. Awalnya sih gua hanya berniat meninggalkan sebuah kota dgn keramaian dan segala hiruk pikuk yg entah akan seperti apa ujungnya jika gua tetap tinggal disana. Gua akan menambah kesesakan, menambah polusi, mericuhkan, mengurangi udara segar di kota bernama Jakarta, ahahah, itu semua hanya klise dan alibi semata. Gua hanya meninggalkan kesakit jiwaan gua disana, dan gua melakukannya dgn sangat berhasil, tapi dampaknya sekarang buat gua, oooh, cit man, gua meninggalkan seorang pacar disana. Pacar yg (katanya) selalu setia menunggu gua, dan mengatakan arti kehadiran gua disampingnya, tapi gua selalu gak bisa ada disana. Tapi bertenang jiwalah gua, karena dunia gua satu. Loh, tapi kenapa kita tidak bisa bersatu? Mungkin Tuhan sedang murka, atau memberikan kemudahan buat gua.
Bandung. Apa yg terlintas sedetik kemudian setelah lo mendengar kata itu? Gadis yg putih, gelis, dan baik hati. Kesejukan hawa kehidupan. Bersenang-senang. Berbelanja ria. Bercinta. Dan seabrek-abrek kata-kata yg menyenangkan otak.
Berhubung udah malem, dan besok gua harus UTS, jadi gua lanjutin nanti lagi yah, ketika otak gua merasakan kepenatan yg sangat mendalam, ke ini kagak itu kagan-an. Hahaha.
Sssstt, pacar gua menelfon.
semalam tadi aku tidak menangis, tapi siang ini langit yg menangis.
kentod, itu yg terlintas sejenak di otak gua, kemudian menyusul, jgn samain gua sm lo yg ho** dong wok. haduuuh, panjang juga nih klo gua ceritain semuanya, pokoknya inti dari pembicaraan itu, dia nanya apa yg pengen gua lakukan hari ini, dan satu berita yg mengagetkan jiwa, td malem ada polisi reserse dtg ke kosan cano dan mahe dkk. ngapain juga mereka dateng, tempat pelacuran bukan disitu pak, adanya di saritem, itu juga klo saya gak salah. loh, emg apa yg mereka sedang lakukan!? pesta s*x? ooh, mugkin mereka lagi belajar melukis bersama joko pelukis. trs polisi resersenya ngapain? ikut belajar melukis dgn joko pelukis juga mungkin. tapi lo gak kenapa2 kan he, no? lo blm di tangkep kan? klo lo udah di tangkep, gua tau siapa spionnya. joko pelukis mungkin, hahaha.
perjalanan yang kami buat
Akhirnya gua bisa ngisi blog lagi dengan suasana tenang. sebelumnya, maafin gua yah klo gua ada salah, ada kata-kata yg gak enak, kesalahan yang gua buat secara sadar, karena hal-hal di bawah alam sadar gua itu hanya fiksi. Bulan ini, kita telah memasuki bulan Ramadhan, yang kata banyak orang, bulan yang suci, dan bawa berkah. semoga aja berkah itu dateng menghampiri orang-orang seperti gua.
Gua hanya tidak meceritakan seluruh perjalanan gua lah. Gua hanya menceritakan bagaimana sesosok wanita yang gua kenal sebagai manager team futsal gua datang mengisi kericuhan dunia gua. Dengan senang hati, dia menerima segala kegombalan gua dengan cara menggombal balik. Dan gua harus berterima kasih dengan Tuhan gua, yang telah menghadirkan Ramadhan di bulan September yang kata lagu sih 'ceria'. Entah apa yang Dia lihat dari segala macam kebaikan yang gua punya.
Apakah gua harus bilang ke kalian semua kalau saya mencintainya? gua kira gak terlalu penting, karena kalian semua sudah tau.
Apakah gua harus bilang ke Dia, kalau saya hanya orang yang akan hanya mericuhkan dunia Dia? gua kira itu penting, tapi dia tidak akan tahu, karena Dia melihat gua sebagai orang yang mengisi dunia Dia dengan sejuta kebaikan.
Entah bagaimana caranya, Dia membuat gua begitu special, ibarat gua semangkok bubur dan kemudian Dia memberikan segala macam yang membuat bubur itu jadi special.
Entah bagaimana caranya, Dia bisa membuat gua selalu memikirkannya, bahkan hingga gua mencintainya, sepertinya kalian semua sudah mengetahuinya.
Seburuk apapun yang hal yang datang, Dia selalu membuat itu menyenangkan.
Dia bisa membuat gua tertawa, padahal gua nggak punya alasan untuk tertawa, sudah cukup banyak kebodohan yang gua lakukan hingga gua bisa tertawa dan menertawai diri sendiri. Tapi dia menambahkannya.
Gua bisa menghabiskan waktu 30 menit bersama Dia dimobil untuk mencapai sebuah tempat makanan, yang biasanya gua hanya memerlukan waktu yang sangat singkat. Karena saja gua ingin selalu melihat Dia. Sesuatu yang berlebihan kah?
I feel that warmth inside and looking forward to the next time we meet.
No one knows what tomorrow brings.
I have abounding faith that God will take care of me,
And bring the right person into my life.
And now, All of you must know, and for you boys, surrender!
because now till i dont know any time whatsover, SHE is MINE!
.with love for R V D.
Batu Karas
Pantai yang terletak di daerah tasik atau pangandaran kalau gak salah, pokoknya gua berangkat dari bandung sekitar 6 jam baru nyampe. gak ada polusi apalagi polisi. gua tidak menyadari indahnya pantai di baru karas. kekacauan terjadi dimana-mana. manusia-manusia bodoh bertaburan disana. sayang sekali, teman saya yang bernama rmn, tidak hadir, padahal dia pemasok 'one line'. yang jelas, jgn biarkan anda sadar di daerah seperti ini, parcaya gak percaya, disana ada sign, " dilarang keras untuk sadar".
the peoples around me.
seperti apa yg dikatakan salah satu teman saya.
jejak,keringat, darah,tangis,canda,dan muntah yang tercecer disekitarnya,
dimana solidaritas dan mt-daritas hampir sulit dibedakan,
MT teriak MT, kesenjangan sosial antara si eksis dan non eksis sangat terpelihara,
anak2 tanggung berlagak bandel,dan sebagainya dan sebagainya.
tapi gw kangen dan gw bangga sama lo semua
tawa, suka, duka, gossip, desas-desus, canda, inspirasi, keluhan, curhatan, tangisan, kesenangan, termasuk didalamnya. dimana kebersamaan dan profesioanlisme berjalan bersamaan. walau banyak kubu yg terbentuk, individualisme yg mandiri, tapi kita tetap berseru, membuktikan kita adalah satu, bahwa kita ada.
sepanjang jalan Bandung, Lembang, Subang, dan Pamanukan(?).
“Dimi, nanti sore ada latian futsal, lawan akuntansi 2007, jangan lupa yah.”
“Siaaap!”
Ketua angkatan gua emang bertanggung jawab, dia mengingatkan anggota angkatannya untuk latihan. Kebetulan juga, gua lumayan bisa main futsal, kalo cuma sekedar nendang sama ngoper sih masalah sepele, bukan masalah maradona. Gua berempat juga terkenal sebagai pasukan hura-hura sekaligus huru-hara.
“Mau kemana dulu nih kita? Makan?” Awan mengajak. Soalnya kalo dia balik ke kosannya, pasti ujung-ujungnya tidur.
“Bebas sih, gua bispak,” jawab Menez.
Akhirnya gua berempat menunggu di tempat makan roti bakar Caniago di dekat kampus. Merencanakan apa yang akan dilakukan nanti.
“Gua mau ngerusuhin ah, biar seru,” Aril menjelaskan kemauannya.
“Heee, yaudah, siapa takut.” Seretak kami bertiga setuju.
Sekarang sekitar jam enam malam, kami berempat dengan semangat huru-hara langsung tancap gas menuju tempat yang akan dijadikan perkara, di daerah kampus YPKP. Kami menggunakan mobilnya Awan. Kami datang sedikit telat, bak pasukan asli huru-hara, kami berjalan dengan membusungkan dada, sedikit memasang tampang ngocol. Lapangan terlihat sangat sepi, gak ada sama sekali anak akuntansi 2007 yang datang.
“Anak akunnya gak ada?” tanya aril.
“gak datang, takut mungkin,” Melki, si ketua angkatan yang menyahut kencang, sambil terus bermain futsal.
“ciiit man, cupu banget sih,” Aril mengeluh sendirian. Akhirnya kami berempat hanya setia melototin latian futsal.
Sekitar jam sembilan latian selesai. Anak-anak yang lain langsung pulang. Cuma tinggal gua berempat disana.
“Nongkrong aja yuk, dimana gitu.” Awan mengusulkan.
“Jangan di Caniago tapi, baru tadi dari sana.”
“Ke Lembang yuk, mau gak?” Jarang banget Awan ngajakin ke Lembang, pasti lagi kenapa-napa.
“Boleh.”
Sesaat kemudian mobil yang gua tumpangi menuju arah Lembang, sedikit sepi, tujuan pertamanya adalah mandi air hangat yang beraroma belerang.
Suasana sangat mencekam ketika memasuki hutan di daerah Gunung Tangkuban Parahu. Nyaris tidak ada lampu di sepanjang jalan, penerangan utama hanya dari lampu mobil. Kiri-kanan gua terlihat banyak pohon yang entah apa namanya, menjulang tinggi. Suasananya, sangat sunyi, gelap, dan mencekam, yang ada hanya suara-suara dengungan aneh, dan samar-samar lagu dari mobil karena di kecilkan.
Nggak kerasa kami sudah sampai di daerah Ciater, banyak orang sekitar yang menjajakan villa untuk menginap. Salah satu tempat pemandian sudah dilewati, yang kedua pun sama. Entah sebenarnya kita ingin menuju kemana. Hawa dingin menyerbu kami berempat. Awan mulai melepas bajunya. Gua, Aril, Menez gak mau kalah, mengikuti kebodohan Awan dengan senyuman.
“Sampe mana ni wan?” gua mulai cemas.
“Gua juga gak tau, ikutin aja dulu jalannya, kayanya gua pernah lewat sini,” jelasnya.
Kami berempat terjebak dalam sebuah pilihan di pertigaan, ada sebuah petunjuk jalan yang sudah gak asing namanya.
“Kalo ke kanan ke Subang, kiri ke Jakarta,” Awan menjelaskan maksud petunjuk itu.
“Gak ada arah ke Bandung apa?” tanya Aril.
“Kayanya sih gak ada kalo dari sini, kalo dari Subang mungkin ada,” jelas Menez yakin.
“Emang lo pernah ke Subang Nez?” Aril menguji pengalaman Menez.
Dengan cepat Awan menjawab, “gua kayanya punya saudara di sana, tancap Bleh.”
Dengan segera kami melanjutkan perjalanan, kali ini menuju Subang. Menez menanyakan keganjilan yang melekat di hatinya, “Hubungan saudara lo sama perjalanan kita apa Wan? Emang Doi mau ke Bandung bareng?”
“Gak tau juga gua, nanti ajak aja, siapa tau Doi mau, kita kerumahnya dulu aja.”
“Berarti lo pernah ke Subang Wan?Ada apa aja disana?” Menez mulai semangat.
“Belom sih, nanti tanya saudara gua aja, oke banget gak tuh?”
“tancap Blay,” Menez menjawab penuh dengan semangat. Gua sama Aril cuma bisa mengikuti roda ban mobil depan, sambil bergaya ala turis, duduk manis, tertawa merasakan kepanikan dalam diri masing-masing.
“Selamat Datang di Kota Subang” kira-kira seperti itu maksud sebuah papan yang terpampang di jalan.
Terlihat suasananya masih sepi, masih dikelilingi oleh pohon-pohon di kiri-kanan jalan. Setelah beberapa lama hanya mengikuti jalan lurus saja, kami menemukan sebuah perempatan, agak ramai disana, sebuah kantor pos polisi, dan beberapa personilnya. Terlihat juga sekumpulan anak muda yang berkumpul, entah sedang melakukan apa. Awan hanya bisa berjalan lurus saja, enggan untuk sekedar belok kiri atau kanan.
“Wan, rumah saudara lo di mana? Kita sudah di Subang nih?” Menez mulai lemes melihat gelagat Awan yang dari tadi cuma jalan lurus aja.
“Santai dong Nez, gua juga lagi nyari ini. Tanya polisi aja yuk, tadi kan diperempatan belakang ada pos polisi.”
“Emang saudara lo polisi juga Wan? Asik dong.” Menez menaruh harapan yang berlebihan.
“Kata siapa? Saudara gua mah warga sipil biasa, disini doi juga ngontrak kalo nggak ngekost, gua juga rada lupa lagi namanya, apalagi mukanya.”
Alhasil, dengan kebodohan seorang Awan kami sepakat bahwa kami sedang tersesat di kota terujung Indonesia.
“Yaudah, kentang banget nih, lanjut ke Marauke aja yuk, mau gak?” Awan semakin menjadi dengan kebedohan kuadratnya.
Serentak kami berempat menyanyikan sebuah lagu, dari Subang sampai Marauke, sambil menertawai kebodohan kami berempat. Kami berhenti di sebuah warung yang berjarak beberapa meter dari papan yang bertuliskan “Selamat Jalan”, sekedar untuk membeli rokok dan air mineral.
“Punteun Bapak.” Gua yang turun untuk membeli, bertanya pada Bapak penjaga warung.
“Ya den, kunanaon?”
“Ini masih Subang kan Pak?”
“Iya den, ada apa emangnya malam-malam gini? Mau kemana emang si Aden?”
“Ada yang nyasar Pak. Kalo saya sih mau ke Bandung, udah gak betah di sini.”
“Siapa Den yang nyasar?”
“Itu Pak, temen saya yang lagi nyupir, namanya Awan. Kalo lurus terus, itu ke daerah mana ya Pak?”
“sekitar tiga kilo meter lagi Pamanukan Den.”
“Dim, coba tanyain saudara gua, siapa tau orangnya kenal!” Awan berteriak dari dalam mobil. Gua cuma bisa memaksakan senyum ke arahnya.
“Sebentar ya pak, saya mau nanya teman saya dulu, maunya gimana.”
Akhirnya kami berempat sepakat untuk balik lagi ke warung tadi setelah menemukan plang bertuliskan “Selamat Datang di Pamanukan”.
“Punteun lagi Bapak.”
“Ya den, ada apa lagi?”
“Ada yang nyasar lagi Pak. Teman saya, sama lagi orangnya. Kalo boleh tau Pak, kalo ke Bandung lewat mana ya Pak?”
“Dari sini mah tinggal lurus aja Den, ke arah sana.” Bapak penjaga warung menunjukkan arah dengan jempol kakinya.
“Emangnya Aden dari mana? Kok bisa nyasar?”
“Saya dari Bandung Pak, berempat, saya sih gak nyasar, yang nyasar teman saya Pak, yang itu, kan tadi sudah saya kasi tahu orangnya.” Gua kembali nunjuk Awan.
“Sama aja atu mah Den.”
Akhirnya, setelah melewati perjalanan lurus yang panjang, melewati jalan yang sama, hutan yang sama, Gunung Tangkuban Parahu yang sama, kota Lembang yang sama, malam yang sama, kami sampai di kota Bandung, bersepkat tidur bersama di kamar toilet bersama.
Bandung Uppercover
[sabar aja pak, ada orang gila yang mau kabur kok, nanti tolong di anter yah
seorang bapak tua yang bersepeda ria, menggunakan lampu sepedanya dengan surat al-imran ayat 13-200 dan al-baqarah ayat 204. ini terjadi saat beliau sedang melewati jalan dipati ukur, tepatnya di depan kampus gua saat gua hendak makan siang. gua juga gak tau persis maksut beliau.
[semoga ALLAH SWT senantiasa menjaga beliau.Amin]
"bubur kamar" make me FLY, make me poisoned.
"Aduh, nih barang berapa yah, ambil aja dah semuanya." Ujar seorang teman baru gua.
Setelah gua berhasil mendapat ramuan bubur kamar, di kawasan Dago-Bandung, gua langsung ngacir ke sebuah rumah di kawasan TBI, rumah temen gua yang mempunyai segala peralatan masak-memasak.
"Melati (sebut saja begitu)! Melati!"
Setelah menunggu beberapa lama, muncul Melati dengan tampang kusut, sepertinya gua mengganggu alam tidurnya.
"Mel, ada Blender gak?"
"Buat apaan?" Tanya Melati.
"Si Mr.R (salah satu temen gua yg ikut), mau bikin kue, pacarnya besok ulang taun."
Setelah bernegoisasi, akhirnya gua mendapat blender itu, terlihat seperti barang baru, masih putih bersih tanpa bau.
Gua langsung menuju tempat yang akan di jadikan perkara, gak jauh dari rumah si melati, sebuah kamar toilet bersama. ini beneran loh, kamarnya tuh bau toilet banget, tapi toiletnya bau kamar banget, entah apa yng terjadi disana, terlihat letupan-letupan air yang ada di kloset tempat kita membuang hajat. yaudah, lupain soal kamarnya.
gua berempat membagi tugas, gua dapet bagian yang gak begitu sulit, cuma mencet blender sama nuangin sebuah minuman bersoda merk fanta ( di beli saat selesai mendapat bubur kamar), Mr.C kebagian masukin bubur kamar ke blender, ini bagian tersulit, bubur yang encer dan berbau taik kerbau itu membuat gua dan Mr.C harus rela kehilangan sebagian keseimbangan, akhirnya bubur kamar yang udah encer dan halus itu tumpah kebeberapa bagian. bau yang dihasilkan gak kalah dengan bau kamar. kemudian datang Mr.B yang tadi kebagian ngambil Gelas. sedangkan Mr.R hanya berdiam, tidak ada kontribusi yang diberikannya.
Mr. B : Yahh, sayang bgt tumpah bubur kamarnya, lumayan banyak lagi.
Mr.R : Anji**. Gocap tuh. dah jilat itu dulu aja, sayang.
kemudian Mr.R menjilat bubur kamar yang tumpah itu.
"Enak." Ujarnya. kemudian gua bertiga mengikuti jejaknya. setelah tumpahan habis di sedot, Mr. C menuangkan bubur kamar yang sudah di masukkan ke botol fanta ke dalam 1 gelas full.
"siapa duluan nih?" tanya gua. sedangkan mereka bertiga hanya menatap gua kemudian memberi isyarat, yang kira-kira artinya "Strike".
Gua bersiap meminumnya, "sebentar dulu." pikir gua dalam hati. kemudian gua berusaha mencium adonan tersebut, hadeeeeeh, baunya bener-bener taik kebo, tapi udah sedikit berbaur dengan aroma fanta tadi.
akhirnya masing-masing dari gua berempat menghabiskan 2 gelas penuh yang berisi adonan tadi.
"Gak keracunan nih?" Tanya Mr.C
"Mana gua tau, emang gua tuhan." Jawab MR. B gak asik, karena menghentikan obrolan sesaat.
setengah jam kemudian badan gua sudah mulai melemas, tulang di badan gua seakan terbuat dari karet, gak ada rasa sakit yang gua rasakan, mungkin teman gua yang lain merasakan hal yang sama, soalnya Mr.R hanya duduk di pojojokan sambil tertunduk. tiba-tiba ada orang yang masuk, entah siapa itu, gua lupa, serentak gua berempat tertawa sampai perut gua bener-bener merasakan sakit yang luar biasa. gua cuma bisa ketawa aja, gak bisa ngapa-ngapain lagi, gua berusaha meraih rokok, tapi entah mengapa, gua lupa cara membakar rokok itu, gua hanya bisa marah-marah hingga akhirnya rokok itu menjadi sosok raksasa. apapun yang pengin gua kerjakan buntu di tengah jalan, ngomong pun sangat susah. yang paling gua ingat smpe sekarang, gua sempet bertemu Nabi Muhammad SAW pada jaman jahiliyah dulu, dan anehnya gua ikut melempari Beliau dengan tai Unta.
Let The "BGL" Begin
tapi kali ini gua punya waktu banyak di kosan.
gua udah sedikit mengurangi jadwal main, mabok, ato sekedar membaca buku kuliah.
okay, after all of them go should have been, let the "BGL" begin !